Kamis, 09 Juli 2015

MILYONER JAMUR MERANG




Siapa yang tak ingin menjadi MILYONER??? Dipenuhi banyak harta yang takkan habis hingga tujuh turunan. Membeli apa saja, kapan saja, dan dimana saja, bisa dengan mudah??? Seperti Dosen yang satu ini, Bapak Misa Suwarsa. (Wajar saja, wong dia toh dosen!)

Memang  beliau adalah dosen beberapa tahun yang silam saat masih muda. Namun yang menghantarkan beliau menjadi seorang MILYONER justru profesi setelahnya, yakni PETANI JAMUR MERANG. Pasti banyak diantara masyarakat yang memandang sebelah mata, hanya seorang petani saja tetapi bisa beromset milyaran. Itulah keajaiban dari kolaborasi antara kecerdasan dan ketekunan. Ide yang dipandang gila dalam kondisi yang tak mendukung pada masanya membuat prospek usaha ini hanya menjadi bahan ledekan saja.
Namun tidak dengan cara pandang Bapak doctor teknik kimia yang satu ini. Cita-cita yang begitu kuat ingin diwujudkan sama sekali tidak menghalanginya dari kondisi yang tidak mendukung, justru ia mengubahnya menjadi sebuah peluang emas yang membawanya dalam kejayaan.
Sungguh, tak ada yang tak mungkin di dunia ini. Bahkan terkadang muncul dari hal kecil yang dipandang tak memungkinkan sedikitpun.

Beginilah cerita perjuangan beliau dalam membangun usaha BUDIDAYA JAMUR MERANG nya:

Beliau dulunya adalah seorang doktor teknik kimia institut teknologi bandung (ITB) pada tahun 1985 yang rela melepaskan pekerjaannya demi mewujudkan impian terbesarnya, yakni membuat bibit jamur merang untuk dibudidayakan sendiri. Usaha beliau pun membuahkan hasil yang sangat membanggakan, Sudah lebih dari 30 tahun beliau menekuni profesi sebagai petani jamur merang dan omsetnya mencapai milyaran per tahun.
Namun, bukanlah sebuah sejarah kesuksesan jika cerita tersebut begitu singkat dan tanpa perjuangan melawan kegagalan, kekecewaan, dan keputus-asaan. Bukanlah cerita sukses jika tanpa keringat dan air mata yang mengalir. (lebay ye..)

Perjalanan beliau tidak semudah dengan apa yang kita lihat dan dengar saat ini. Perjalanan yang penuh liku berhasil beliau lewati dengan gagah berani. Semuanya dimulai sejak ia bertemu dengan dosen tamu mikrobilogi dari uni eropa yang mengatakan bahwa sebenarnya orang-orang indonesia memiliki potensi SDA yang amat sangat kaya bila mampu mengolahnya. Sumber daya alam apakah itu??? Yakni jerami bekas panen padi. (Lho..kok bisa??) Mau dijadikan apa sampah begitu??? Coba anda ingat-ingat semasa anda kecil, tumbuhan apakah yang muncul dari balik jerami yang sudah membusuk disawah??? Yup, benar sekali. Tumbuhan itu adalah JAMUR yang edible (dapat dimakan).
“mengapa oleh para petani itu jerami harus dibakar, padahal jika dimanfaatkan ekonominya bisa mencapai 6 kali lipat” ujar dosen tamu tersebut. nah, tersadar akan kata-kata beliau pak mirsa mulai tergugah hatinya untuk mendalami ilmu mengenai budidaya jamur merang. Bayangkan, jaman dulu untuk mendapatkan jamur saja terkadang kita harus menunggu panen raya dulu kan?? (saya aja kali ya...hhe) pak Misa berniat untuk bisa membuat bibit jamur merang dan ingin ia budidayakan sendiri di tanah kelahirannya di Depok. 

Setelah melewati kegagalan berkali-kali dalam pembuatan bibit, akhirnya ada satu bibit yang berhasil ia ciptakan. Kemudian ia memutuskan untuk hengkang dari dunia pendidikan dan menjadi petani jamur sejati. Sungguh luar bisa tekad beliau, namun apakah semua orang menyetujui keputusannya??? Tentu saja tidak! Keluarga besarnya justru mengusir beliau dari rumah dan rekan-rekannya menjulukinya “intelektual dungu” karena melakukan restorasi yang gila pada saat itu. Bagaimana tidak gila??? Beliau benar-benar mengambil keputusan untuk meninggalkah profesi yang sudah aman dengan memburu suatu hal yang belum bisa dipastikan keberhasilannya pada saat itu. Wajar saja jika semua orang berpikir beliau itu “bodoh”. Namun lagi-lagi kekuatan akan kepercayaan dan tekad mengalahkan segalanya. 

Berawal dari uang saku 10.000 pemberian ibunya, ia merantau ke desa tetangga tepatnya di Desa Mekarjati, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Disanalah ia memulai segalanya dari “nol” dengan bermodalkan bibit jamur yang telah ia buat dengan susah payah. Ia mendatangi seorang bekas petani jamur untuk meminjam kumbung nya( rumah jamur). Karena petani itupun miskin maka terpaksa ia harus dibebankan biaya sewa yang tidak murah. (Wong sama-sama susah kok ya masih nyusahin orang ye.. hhhe) tapi apa boleh buat, untuk terus merajut asanya pak Misa akhirnya dihadapkan oleh masalah keuangan yang berbunga dari rentenir, yakni pengembalian dua kali lipat dengan tempo waktu yang singkat. Ya Allah...apakah anda pikir beliau akan mengambilnya??? Sebagai seorang yang taat, beliau pun meminta pertolongan dan petunjuk kepada Allah dngan melakukan shalat tahajjud. Memang benar sahabat, sholat disepertiga malam terakhir membuka peluang rejeki kita karena siapapun yang meminta akan dikabulkan dan siapapun yang memohon ampunana akan diampuni. Tidak percaya??? Just try it! Hhe

Subhanallah, maha suci Allah yang mampu mendatangkan rizki-Nya dari arah yang tak didugaduga. beliau pun akhirnya mendapat pinjaman dari tetangga-tetangga tanpa agunan sedikit pun.dengan penuh semangat, beliau pun mengisi kumbung-kumbung itu dengan jerami-jerami yang ia angkut sendiri dari sawah dan memanjat pohon kelapa untuk diambil daunnya sebagai bilik-bilik kumbung. Setelah menuggu 8 hari, jamur merang pun tumbuh dengan baik dan banyak hingga beliau mendapatkan omset sekitar 1,4 juta.
Sampai disini sajakah perjuangan beliau??? (singkat banget yak???) eh,,, ceritanya masih panjang sobat. Pak mantan petani jamur yang miskin itu tidak mengizinkan lagi pak Misa mengggunakan kumbungnya. Kenapa??? (wah...saya tidak tahu. Saat itu saya tidak hadir. Hhe) dan akhirnya beiau pun mencari-cari kumbung lagi untuk bisa di gunakan memproduksi jamur merang. Kumbung  milik seorang bekas sopir kedutaan besar amerika serikat pun menjadi penyelamat pak Misa kala itu. Beliau memanfaatkan kesempatan in sebaik-baiknya. Tanpa modal yang dipinjamkan, beliau pun harus rela meminjam uang setan kepada rentenir. (Memang sudah rejekinya ye.. ) dengan memodali 4 kumbung saja, dalam waktu 8 hari uang setan itu berhasil ia tutup. Dan 4 bulan kemudian beliau mampu membeli 4 kumbung tersebut beserta dengan lahannya. Subhanallah!  

Singkat cerita, dari 4 kumbung berkembang menjadi 12 kumbung dan beliau pun membeli 1 hektar sawah untuk memproduksi jerami. Dalam kemajuan pak Misa yang amat sangat pesat itu, pastinya merubah pemikiran orang-orang bahwa jerami padi bisa dimanfaatkan sebegitu apik dan bernilainya. Namun, Apakah orang-orang menyambut dan memberikan applause atas ide brillian tersebut???

Oh,,oh,,oh,,,
Sayang sekali kawan...Allah SWT sedang menguji pak Misa atas kesuksesan perjuangannya. Apakah beliau merasa tinggi atau tetap rendah hati. Puluhan warga yang merasa cemburu akan kesuksesan besar pak Misa pun beramai-ramai membakar kumbung-kumbung yang berdiri kokoh itu tanpa berprikemanusiaan (duh, lebay sangat deh. Hhe) tapi memang itu jelas-jelas tindakan yang sungguh tidak terpuji kawan, (jangan dicontoh ya anak –anak) merugikan dan menyakiti seseorang hanya demi memuaskan nafsu semata. Na’udzubillah...
Pak Misa pun merasa sangat terpukul atas kejadian yang menimpa dirinya kala itu, beliau hampir saja stress dan frustasi jika tidak mengingat akan keagungan Allah SWT, bahwa hanya dari DIA semata sumber dari segala sumber rezeki di turunkan. Tak mengapa jika Allah mengambilnya kembali, toh itu semua hanya titipan-Nya. Jika kita mampu menjadi pribadi yang ikhlas dan legowo, insyaAllah rezeki itupun akan dilipatgandakan ole-Nya. Dan memang betul saja janji Allah itu, karena pak Misa tidak berpuus asa dan terus bangkit Allah pun melipatgandakan rezeki pak Misa dengan kumbung yang dibangunnya sebanyak 30 kumbung dari uang hasil jerih payahnya selama ini yang ia simpan di dalam drum. Dengan dibantu tenaga kerja dan tekadnya yang membaja, kini pak Misa dikenal sebagai “jurig supa” yang diambil dari bahasa sunda yang artinya hantu jamur karena kesuksesan beliau dalam membuat bibit dan membudidayakan jamur merang sendiri. 

Semangat dan tekad beliau yang tak mudah padam itulah yang menghantarkan beliau pada saat sekarang ini. Tentu saja, semua ada campur tangan Allah dalam menjaga keimanan pak Misa untuk tetap taat dan sederhana meskipun sudah menjadi seorang petani jamur millyoner.
Sungguh, beliau sangat pantas untuk dijadikan seorang inspirator tidak hanya bagi kalangan petani jamur namun setiap mereka yang berniat untuk menjadi seorang yang ingin mewujudkan mimpi besarnya...

Semoga sahabat sekalian dapat mengambil hikmah dari perjalanan singkat beliau, seperti halnya saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar