Senin, 22 Juni 2015

Jamur Merang prospek usaha gemilang



Di era globalisasi sekarang ini, ketersediaan akan lapangan pekerjaan berbanding terbalik dengan meningkatnya jumlah lulusan yang tersebar diseluruh penjuru pelosok Indonesia yang amat sangat luas ini. Para sarjana dan lulusan muda terlalu banyak menuggu uluran tangan pemerintah demi mensejahterakan kehidupan pribadi mereka . terlalu menuntut dan menjadikan PR besar bagi pemerintahan yang tak kunjung memberikan solusi. Pada kenyataannya, kesejahteraan hidup hanya bisa didapat dari usaha yang dilakukan oleh diri dan tangan sendiri, meski dukungan dari semua pihak terutama pemerintah dan lingkungan sangat berperan aktif dalam menjaga kestabilan kesejahteraan itu sendiri. 

Pada dasarnya, kesejahteraan kehidupan tidak menuntut sesuatu yang mewah, muluk-muluk atau berlebihan, cukup dengan kata “sederhana” dan kesejahteraan itu telah melaksanakan perannya.
Banyak dari kita seharusnya menyadari hal ini dari awal , tidak menuggu sesuatu hal yang buruk terjadi baru kita sudi untuk berfikir. Sungguh malang bila hal itu benar-benar terjadi dalam kehidupan kita sekarang. Ingatlah bahwa kita adalah manusia, derajat kita lebih tinggi dibandingkan dengan para binatang. Kita bukan burung yang hidup hanya untuk membangun rumah, kita bukan pula kera yang hanya mementingkan  perut semata. Kita lebih dari sekedar semua itu!! Kita makhluk yang mulia , jauh lebih mulia jika kita memang menginginkannya. Ada banyak jalan terbentang yang bisa kita pilih untuk kita lewati. Jalan yang terjal dan penuh rintangan, yang mana hanya tekad dan usaha yang kuat yang mampu mengalahkannya.
Kita bukan anak bayi ataupun difable yang tak mampu berbuat apa-apa, bahakan mereka pun lebih layak disebut normal daripada orang-orang normal itu sendiri. Mereka jauh lebih berguna dan terhormat disbanding manusia normal yang hanya bias mengeluh dan mengeluh dengan ibanya.
Setiap orang memiliki jalan rezeki yang berbeda-beda, semua ditentukan oleh pilihan kita sendiri untuk membuka jalan rezeki yang mana yang sesuai dengan passion dan visi/misi hidup kita. Selanjutnya adalah urusan ALLAH SWT dalam menentukan hasilnya.
Semoga cerita berikut mampu menggugah hati dan imajinasi para calon pengusaha untuk segera membuka keran rezekinya….
Pada tahun 2002, pemilik LAF (lintang agro farm) yang bernama Bapak Sukamto atau yang lebih akrab dipanggil mas kamto ini memulai pengetahuannya mengenai produk-produk home industry dengan prospek yang gemilang di suatu BLK (balai latihan kerja) di Denpasar, Bali. Selama hampir 2 tahun disana beliau mempelajari pembuatan beberapa produk seperti nata de coco, jamur dan lain-lain.
Akhirnya, jamur konsumsi menjadi pilihan terbaiknya mengingat dan menimbang prospek di Lampung sangat bagus karena pada saat itu jamur konsumsi belum terlalu popular dikalangan masyarakat, dan belum ada pembudidaya jamur khususnya di daerah Desa Raman Aji, Kec. Raman Utara, Lampung Timur.
Karir beliau diawali pada tahun  2004, yang mana pada saat itu terlihat sangat sulit dalam membudidayakan dan memasarkan produk, karena belum banyak masyarakat yang mengenal jamur ini. Selain itu, segala hal harus ia kerjakan seorang diri karena memang belum mampu untuk berbagi dan mengajak orang lain. Namun, itulah yang akan menjadi prioritas utamanya, membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dan membantu perekonomian masyarakat  disekitar tempat tinggalnya. Hanya istri nyalah yang selalu setia mendampingi dan menemani nya untuk terus bertahan dalam melangkah. Padahal pada saat itu, beliau sama sekali tidak memiliki apapun untuk bertahan hidup.
Berbekal motor butut yang ia jual dan digunakan sebagai modal usaha serta biaya hidup sehari-hari, ia memantapkan hati untuk memulai usaha budidaya dengan mendirikan satu kumbung jamur merang. Disaat jamur merang telah memasuki masa panen, kebahagiaan dan kebingungan melanda hati, kemana akan dijajakan hasil produksi yang belum banyak diketahui oleh banyak orang itu. Keyakinan dan tekad yang kuat menuntun nya untuk terus mencoba dan memasarkan nya kepasar, membawanya seorang diri dengan bantuan kendaraan roda dua yang sangat sederhana. Tak berhasil begitu saja, orang-orang sama sekali belum berminat, bahkan kebanyakan dari mereka masih merasa takut untuk mengkonsumsi bahan makanan yang sedikit langaka disini. Apalah daya seorang manusia, hasilnya kali itu memang ujian dari sang maha kuasa untuk menguji ketahanan hati atas penolakan-penolakan yang terjadi. Jamur-jamur hasil produksi itu disedekahkannlah kepada tetangga-tetangga sekitar nya. Hal ini terus berlangsung selama berminggu-minggu.
Tak lama dari kesendiriannya, adik laki-lakinya yang bernama Agus Purwanto yang pada saat itu telah kembali dari Negara tetangga mencari pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana harus bisa menjadi seseorang yang mandiri bahkan bisa bermanfaat bagi banyak orang, khususnya masyarakat lingkungan sekitar. Karena kesamaan misi yang ada, akhirnya Agus Purwanto atau yang lebih akrab di panggil dengan nama Mas agus itu turut berkecimpung dalam meniti karir pada pembudidayaan jamur konsumsi ini bersama kakaknya.
Dua bersaudara tersebut berjuang bersama dalam satu misi, dan ALLAH pun berada ditengah2 mereka. Begitulah janji ALLAH swt. Ia akan menjadi orang ketiga diantara 2 orang yang bekerjasama karena ALLAH , dan akan berpaling apabila salah satu dari mereka berkhianat. Begitulah keteguhan yang mereka tanamkan dalam hati, setiap usaha dilakukan semaksimal mungkin tanpa mengenal lelah.
Pernah suatu kali mereka mendapatkan order dari Bandar Lampung untuk menyupply jamur merang dan harus diantarkan pada hari itu juga. Kesempatan luar biasa yang tidak akan pernah terlewatkan begitu saja, meskipun mereka menyadari tak cukup waktu untuk mengejarnya. Namun tak ada yang tak mungkin, keyakinan mereka akan kesempatan kali ini sangatlah tinggi. Selesai mengemas jamur –jamur kedalam karung, melajulah motor butut hasil pinjaman itu dengan bangga dan haru untuk mencapai apa yang diimpikan selama ini yakni menjalin kerjasama dengan agen pemasaran dikota-kota besar. 
Sampailah akhirnya jamur tersebut dihadapan pemesan itu, peyortiran yang ketat membuat nya sedikit mengernyitkan kening dan tersenyum masam. Ternyata, hasil produksinya masih jauh dari kata bagus. Senyum masam itu berubah ceria karena pemesan menawarkan kerjasama yang berkelanjutan dan besok ia harus mengirimkan jamur-jamur itu kembali kesana. Tak terasa sama sekali peluh dan lelah yang merayapinya, dengan bahagianya ia kembali pulang dan segera memanen jamur-jamur dikumbung untuk ia bawa kembali kesana.
Usai sudah perjuangan nya kali itu dalam membangun kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan pelanggan. Dua hari berlalu ia lewati tanpa memejamkan mata barang sedikitpun. Rasa syukurnya tak henti ia panjatkan kepada Pangeran penguasa alam semesta ini.
Begitulah, usaha yang serius, kerja keras, dan semangat mereka membuahkan hasil yang cemerlang di tahun 2010. Jalan mulai terbuka lebar, pemasaran dan produksi semakin berkembang pesat dan menuntut makin banyak nya pekerja yang membantu membangun dan mempertahankan usaha tersebut. Jika sebelumnya mereka kesulitan dalam memasarkan hasil produksi dan belum memiliki petugas tambahan, Kini Lintang Agro Farm telah memiliki karyawan lebih dari 30 orang dengan tugas yang berbeda-beda dalam dua jenis produksi, yakni Jamur Tiram dan Jamur merang.
Masing – masing produksi telah memiliki tempat pemasaran sendiri dan kepala bagian nya. Pemasaran jamur dari Lintang Agro Farm kini tidak hanya mencakup wilayah Raman Utara saja, namun telah merambah ke daerah Purbolinggo, Metro, Bandar Jaya, Kota Gajah dan Bandar Lampung. Dari 2 kumbung jamur merang, Lintang Agro Farm telah menambah kumbung menjadi 50 buah yang memproduksi lebih dari 2 kwintal/ hari dalam dua kali panen setiap harinya, pagi dan siang.
Selain Jamur –Jamur yang segar, bibit jamur PDA f0, f1, f2, dan f3 juga mulai diproduksi sendiri. Semua alat-alat manual yang digunakan sudah digantikan dengan mesin yang modern dan lebih mempermudah dan memperbanyak hasil produksi dalam waktu yang relative singkat. Seperti halnya dalam pembuatan media tanam jamur tiram atau biasa disebut dengan Baglog, pembuatannya jauh lebih cepat dan efisien dengan adanya mesin press baglog yang lebih modern. Sudah beribu-ribu Baglog yang dikirimkan ke berbagai wilayah lampung, Palembang, Padang, Bengkulu, dan Jawa. Bibit jamur tiram f2 pun telah diproduksi secara berkala dan dikirim hingga keluar kota. Kumbung-kumbung jamur tiram pun mulai berjejeran memenuhi pekarangan industry, dari 15 kumbung kini telah mencapai 3 kali lipat nya.
Semua rezeki yang Allah limpahkan kepada mereka tidak didapat semata-mata karena keuntungan nasib semata, namun harus melalui ujian , halangan, dan rintangan hingga benar-benar bisa bertahan untuk berdiri hingga sekarang.
Setiap usaha seseorang yang dilandasi dengan niat yang baik karena Allah swt, maka keuntungan yang didapatkan tidak hanya sekedar materi dan hal-hal yang sifatnya keduniawian, namun ada sebuah keberkahan yang menyertai perjalanan perkembangan usaha tersebut.
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari apa yang terjadi disekitar kita sehingga dapat mengantarkan kita menjadi manusia yang selalu bersyukur dan dekat dengan Tuhannya, yakni Allah SWT. Amiiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar