Di era globalisasi sekarang ini,
ketersediaan akan lapangan pekerjaan berbanding terbalik dengan meningkatnya
jumlah lulusan yang tersebar diseluruh penjuru pelosok Indonesia yang amat
sangat luas ini. Para sarjana dan lulusan muda terlalu banyak menuggu uluran
tangan pemerintah demi mensejahterakan kehidupan pribadi mereka . terlalu
menuntut dan menjadikan PR besar bagi pemerintahan yang tak kunjung memberikan
solusi. Pada kenyataannya, kesejahteraan hidup hanya bisa didapat dari usaha
yang dilakukan oleh diri dan tangan sendiri, meski dukungan dari semua pihak
terutama pemerintah dan lingkungan sangat berperan aktif dalam menjaga
kestabilan kesejahteraan itu sendiri.
Pada dasarnya, kesejahteraan kehidupan tidak menuntut sesuatu yang mewah, muluk-muluk atau berlebihan, cukup dengan kata “sederhana” dan kesejahteraan itu telah melaksanakan perannya.
Pada dasarnya, kesejahteraan kehidupan tidak menuntut sesuatu yang mewah, muluk-muluk atau berlebihan, cukup dengan kata “sederhana” dan kesejahteraan itu telah melaksanakan perannya.
Banyak dari kita seharusnya
menyadari hal ini dari awal , tidak menuggu sesuatu hal yang buruk terjadi baru
kita sudi untuk berfikir. Sungguh malang bila hal itu benar-benar terjadi dalam
kehidupan kita sekarang. Ingatlah bahwa kita adalah manusia, derajat kita lebih
tinggi dibandingkan dengan para binatang. Kita bukan burung yang hidup hanya
untuk membangun rumah, kita bukan pula kera yang hanya mementingkan perut semata. Kita lebih dari sekedar semua
itu!! Kita makhluk yang mulia , jauh lebih mulia jika kita memang
menginginkannya. Ada banyak jalan terbentang yang bisa kita pilih untuk kita
lewati. Jalan yang terjal dan penuh rintangan, yang mana hanya tekad dan usaha
yang kuat yang mampu mengalahkannya.
Kita bukan anak bayi ataupun
difable yang tak mampu berbuat apa-apa, bahakan mereka pun lebih layak disebut
normal daripada orang-orang normal itu sendiri. Mereka jauh lebih berguna dan
terhormat disbanding manusia normal yang hanya bias mengeluh dan mengeluh dengan
ibanya.
Setiap orang memiliki jalan
rezeki yang berbeda-beda, semua ditentukan oleh pilihan kita sendiri untuk
membuka jalan rezeki yang mana yang sesuai dengan passion dan visi/misi hidup
kita. Selanjutnya adalah urusan ALLAH SWT dalam menentukan hasilnya.
Semoga cerita berikut mampu
menggugah hati dan imajinasi para calon pengusaha untuk segera membuka keran
rezekinya….
Pada tahun 2002, pemilik LAF
(lintang agro farm) yang bernama Bapak Sukamto atau yang lebih akrab dipanggil
mas kamto ini memulai pengetahuannya mengenai produk-produk home industry
dengan prospek yang gemilang di suatu BLK (balai latihan kerja) di Denpasar,
Bali. Selama hampir 2 tahun disana beliau mempelajari pembuatan beberapa produk
seperti nata de coco, jamur dan lain-lain.
Akhirnya, jamur konsumsi menjadi
pilihan terbaiknya mengingat dan menimbang prospek di Lampung sangat bagus
karena pada saat itu jamur konsumsi belum terlalu popular dikalangan
masyarakat, dan belum ada pembudidaya jamur khususnya di daerah Desa Raman Aji,
Kec. Raman Utara, Lampung Timur.
Karir beliau diawali pada
tahun 2004, yang mana pada saat itu
terlihat sangat sulit dalam membudidayakan dan memasarkan produk, karena belum
banyak masyarakat yang mengenal jamur ini. Selain itu, segala hal harus ia
kerjakan seorang diri karena memang belum mampu untuk berbagi dan mengajak
orang lain. Namun, itulah yang akan menjadi prioritas utamanya, membuka
lapangan pekerjaan seluas-luasnya dan membantu perekonomian masyarakat disekitar tempat tinggalnya. Hanya istri
nyalah yang selalu setia mendampingi dan menemani nya untuk terus bertahan
dalam melangkah. Padahal pada saat itu, beliau sama sekali tidak memiliki
apapun untuk bertahan hidup.
Berbekal motor butut yang ia jual
dan digunakan sebagai modal usaha serta biaya hidup sehari-hari, ia memantapkan
hati untuk memulai usaha budidaya dengan mendirikan satu kumbung jamur merang.
Disaat jamur merang telah memasuki masa panen, kebahagiaan dan kebingungan
melanda hati, kemana akan dijajakan hasil produksi yang belum banyak diketahui
oleh banyak orang itu. Keyakinan dan tekad yang kuat menuntun nya untuk terus
mencoba dan memasarkan nya kepasar, membawanya seorang diri dengan bantuan
kendaraan roda dua yang sangat sederhana. Tak berhasil begitu saja, orang-orang
sama sekali belum berminat, bahkan kebanyakan dari mereka masih merasa takut
untuk mengkonsumsi bahan makanan yang sedikit langaka disini. Apalah daya
seorang manusia, hasilnya kali itu memang ujian dari sang maha kuasa untuk
menguji ketahanan hati atas penolakan-penolakan yang terjadi. Jamur-jamur hasil
produksi itu disedekahkannlah kepada tetangga-tetangga sekitar nya. Hal ini
terus berlangsung selama berminggu-minggu.
Tak lama dari kesendiriannya,
adik laki-lakinya yang bernama Agus Purwanto yang pada saat itu telah kembali
dari Negara tetangga mencari pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana harus
bisa menjadi seseorang yang mandiri bahkan bisa bermanfaat bagi banyak orang,
khususnya masyarakat lingkungan sekitar. Karena kesamaan misi yang ada,
akhirnya Agus Purwanto atau yang lebih akrab di panggil dengan nama Mas agus
itu turut berkecimpung dalam meniti karir pada pembudidayaan jamur konsumsi ini
bersama kakaknya.
Dua bersaudara tersebut berjuang
bersama dalam satu misi, dan ALLAH pun berada ditengah2 mereka. Begitulah janji
ALLAH swt. Ia akan menjadi orang ketiga diantara 2 orang yang bekerjasama
karena ALLAH , dan akan berpaling apabila salah satu dari mereka berkhianat. Begitulah
keteguhan yang mereka tanamkan dalam hati, setiap usaha dilakukan semaksimal
mungkin tanpa mengenal lelah.
Pernah suatu kali mereka
mendapatkan order dari Bandar Lampung untuk menyupply jamur merang dan harus
diantarkan pada hari itu juga. Kesempatan luar biasa yang tidak akan pernah
terlewatkan begitu saja, meskipun mereka menyadari tak cukup waktu untuk
mengejarnya. Namun tak ada yang tak mungkin, keyakinan mereka akan kesempatan
kali ini sangatlah tinggi. Selesai mengemas jamur –jamur kedalam karung,
melajulah motor butut hasil pinjaman itu dengan bangga dan haru untuk mencapai
apa yang diimpikan selama ini yakni menjalin kerjasama dengan agen pemasaran
dikota-kota besar.
Sampailah akhirnya jamur tersebut
dihadapan pemesan itu, peyortiran yang ketat membuat nya sedikit mengernyitkan
kening dan tersenyum masam. Ternyata, hasil produksinya masih jauh dari kata
bagus. Senyum masam itu berubah ceria karena pemesan menawarkan kerjasama yang
berkelanjutan dan besok ia harus mengirimkan jamur-jamur itu kembali kesana.
Tak terasa sama sekali peluh dan lelah yang merayapinya, dengan bahagianya ia
kembali pulang dan segera memanen jamur-jamur dikumbung untuk ia bawa kembali
kesana.
Usai sudah perjuangan nya kali
itu dalam membangun kepercayaan dan kerjasama yang baik dengan pelanggan. Dua
hari berlalu ia lewati tanpa memejamkan mata barang sedikitpun. Rasa syukurnya
tak henti ia panjatkan kepada Pangeran penguasa alam semesta ini.
Begitulah, usaha yang serius,
kerja keras, dan semangat mereka membuahkan hasil yang cemerlang di tahun 2010.
Jalan mulai terbuka lebar, pemasaran dan produksi semakin berkembang pesat dan
menuntut makin banyak nya pekerja yang membantu membangun dan mempertahankan
usaha tersebut. Jika sebelumnya mereka kesulitan dalam memasarkan hasil
produksi dan belum memiliki petugas tambahan, Kini Lintang Agro Farm telah memiliki
karyawan lebih dari 30 orang dengan tugas yang berbeda-beda dalam dua jenis
produksi, yakni Jamur Tiram dan Jamur merang.
Masing – masing produksi telah
memiliki tempat pemasaran sendiri dan kepala bagian nya. Pemasaran jamur dari
Lintang Agro Farm kini tidak hanya mencakup wilayah Raman Utara saja, namun
telah merambah ke daerah Purbolinggo, Metro, Bandar Jaya, Kota Gajah dan Bandar
Lampung. Dari 2 kumbung jamur merang, Lintang Agro Farm telah menambah kumbung
menjadi 50 buah yang memproduksi lebih dari 2 kwintal/ hari dalam dua kali
panen setiap harinya, pagi dan siang.
Selain Jamur –Jamur yang segar, bibit
jamur PDA f0, f1, f2, dan f3 juga mulai diproduksi sendiri. Semua alat-alat
manual yang digunakan sudah digantikan dengan mesin yang modern dan lebih
mempermudah dan memperbanyak hasil produksi dalam waktu yang relative singkat.
Seperti halnya dalam pembuatan media tanam jamur tiram atau biasa disebut
dengan Baglog, pembuatannya jauh lebih cepat dan efisien dengan adanya mesin
press baglog yang lebih modern. Sudah beribu-ribu Baglog yang dikirimkan ke
berbagai wilayah lampung, Palembang, Padang, Bengkulu, dan Jawa. Bibit jamur
tiram f2 pun telah diproduksi secara berkala dan dikirim hingga keluar kota.
Kumbung-kumbung jamur tiram pun mulai berjejeran memenuhi pekarangan industry,
dari 15 kumbung kini telah mencapai 3 kali lipat nya.
Semua rezeki yang Allah limpahkan
kepada mereka tidak didapat semata-mata karena keuntungan nasib semata, namun
harus melalui ujian , halangan, dan rintangan hingga benar-benar bisa bertahan
untuk berdiri hingga sekarang.
Setiap usaha seseorang yang
dilandasi dengan niat yang baik karena Allah swt, maka keuntungan yang
didapatkan tidak hanya sekedar materi dan hal-hal yang sifatnya keduniawian,
namun ada sebuah keberkahan yang menyertai perjalanan perkembangan usaha
tersebut.
Semoga kita semua dapat mengambil
hikmah dari apa yang terjadi disekitar kita sehingga dapat mengantarkan kita
menjadi manusia yang selalu bersyukur dan dekat dengan Tuhannya, yakni Allah
SWT. Amiiiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar